Rabu, 03 September 2008

Cinta Allah

Begitu cepat waktu berjalan, tak terasa setahun udah berlalu, kita kembali bertemu dengan bulan penuh berkah yaitu Romadhan.

Alangkah beruntungnya orang ygy begitu memasuki Ramadhan dengan penuh harap dan keimanan. Mengharap ridha Allah denagn mengharap cinta-Nya. Ibarat pasangan kekasih, kitalah denagn kerelaan hatiberbuat sesuatu atas dasar cinta. Sehingga apapun kita lakukan agar cita tak bertepuk sebelah tangan. Kita mengharap cinta Allah, sudah pantaskah kita di cintai-Nya dengan beramal sesuai keinginan-Nya?

Karenanya, sudah sewajarnya kita berbuat yg terbaik agar pengakuan cita kepada-Nya mendapat pembenaran-Nya. Agar dosa dan kesalahan kita terhapuskan, hendaknya kita benear-benar dalam menjalankan ibadah puasa dengan amal shalih yang terbaik.

" Sungguh telah datang kepadamu bulan yang penuh berkah, Allah mewajibkan kepadamu berpuasa, di saat dibuka pintu-pintu surga, di tutup pintu-pitnuneraka, dan dibelenggu setan - setan, dan ketika di jumapi suatau malamyang nilainya lebih berharga dari seribu bulan " ( HR. Ahmad, Nasai, & Baihaqi dari Abu Hurairah )

3 komentar:

Anonim mengatakan...

sugeng ramadlan eyang. sungkem saking Semarang jawi tengah

Riri mengatakan...

setiap hembusan nafas, atau detik pikiran bunda mengingat Allah...(ceile bunda sok puitis ich

Anonim mengatakan...

Kupungut pundi-pundi memori yang tercecer di pikiran dan hati. Kupaksa tunduk meriam ego dari hijaunya rumput-rumput ambisi. Berteriakku pada hening lembayung jiwa yang tak kunjung bertepi. Bergelayutku pada curamnya rongga-rongga hakiki. Tiba-tiba diam terjatuh pada tumpulnya duri angka-angka binari. Kuyupku oleh kumpulan bilangan nol dan satu yang berganti-ganti. Mereka meminta verifikasi data pribadi yang terenkripsi dalam mimpi. Tapi terganjal oleh tebalnya sandi dalam hitungan sanubari. Apakah ini cuma emosi dalam wujud simpati? Bukankah ini cuma malam bertopeng hari? Tidakkah mereka bisa merubah alegori imaji? Sadarkah bahwa bumi cuma sugesti? Oh keinginan yang tak kunjung berhenti. Istirahatlah kau dalam pelukan bulan suci tahun ini. Biarkanlah aku, dia, dan kami semua, berperisai dalam janji. Berkepompong erat hingga bisa berpendar kembali.